shape

Benarkah Persediaan Vaksin Covid-19 di Dunia Tidak Merata dan Negara-Negara Maju menimbunnya?

21 September 2021

Posted by : Admin

Facebook Share Whatsapp Share Twitter Share Telegram Share

Sobat Salam, menurut penelitian perusahaan analisis data Airfinity, stok vaksin Covid-19 di negara-negara maju di barat telah mencapai 500 juta dosis pada bulan ini dengan 360 juta dosis yang tidak dialokasikan untuk sumbangan.

Data penelitian itu berfokus pada pasokan vaksin di negara-negara G7 yaitu Amerika Serikat, Canada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, dan Inggris.

Lebih dari 100 juta dosis vaksin akan kadaluarsa dan ‘dibuang’, kecuali para pemimpin global segera membagikan kelebihan pasokannya pada negara termiskin dunia. Ditambah pernyataan dari mantan Perdana Menteri Inggris Gordon Brown, yang mengutip dari riset Airfinity, menyebutkan vaksin yang ditimbun tidak akan berguna bagi siapapun pada Desember nanti.

Baca Juga Kabar terkini! 1,1 Juta Vaksin Pfizer dari AS tiba di Indonesia

Gordon Brown telah mengirimkan penelitian Airfinity tersebut kepada politisi terkemuka, termasuk Presiden AS Joe Biden, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, dan tokoh senior di Brussel sebelum pertemuan puncak vaksin global. Dalam penelitiannya, Airfinity memperkirakan pada akhir bulan ini ada 7 miliar dosis vaksin yang akan tersedia di seluru dunia dan akan meningkat menjadi 12 miliar pada Desember nanti.

Ketidaksetaraan vaksin ini mendapat kecaman dari banyak tokoh kesehatan dunia. Skema pembagian vaksin global Covax bertujuan untuk memberikan dua miliar dosis vaksin Covid-19 kepada 190 negara taun ini.

Termasuk Direktur Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus menolak ketidaksetraan global terhadap ketersediaan vaksin Covid-19.

“Lebih dari 5 miliar vaksin diberikan di seluruh dunia. Hampir 75% dari dosis tersebut telah diberikan hanya kepada 10 negara. Cakupan vaksinasi di Afrika hanya 2%,” kata Ghebreyesus, CNBC Indonesia dihadapan para menteri kesehatan negara-negara G20 , dikutip dari Al Jazeera, Senin (6/9).

Baca Juga Cara Daftar Online Vaksin di 4 Platform, Bisa pilih Tanggal & Lokasi Sendiri!

Organisasi Dunia (PBB) meminta Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan para pemimpin negara-negara G7 lainnya untuk mengirimkan vaksin Covid-19 ke Afrika.

“Kami berada dalam perlombaan senjata baru untuk memberikan vaksin ke orang secepatnya mungkin, tetapi ini adalah perlombaan senjata dimana negara Barat memiliki kekuatan lebih pada pasokan vaksin,” tutur perwakilan PBB Brown.

“Kami membutuhkan rencana pelepasan vaksin untuk menyediakan vaksin yang digunakan sekarang untuk mencegah limbah vaksin karena kadaluarsa” ujar Gordon Brown dalam laporan Guardian dan dilansir, Senin (20/9/2021).

“Tidak terpikir dan tidak masuk akal bahwa 100 juta vaksin harus dibuang dari persediaan negara-negara kaya (negara maju) sementara populasi negara-negara termiskin di dunia akan membayar limbah vaksin kita dengan nyawa mereka.”

“Ini menjadi tragedi politik yang mendalam dan kolektif jika KTT ini melewatkan kesempatan untuk bertindak, dengan vaksin yang segera ditransfer ke nergara-negara miskin.”

“Negara-negara yang lebih miskin tidak harus menunggu sampai vaksin kami akan habis untuk memvaksinasi populasi mereka. Banyak yang mampu membuat vaksin dengan aman jika saja kita mengesampingkan kekayaan intelektual, sehingga vaksin dapat diproduksi tanpa paten di negara-negara yang paling membutuhkan.”

Pada bulan Agustus, General Director World Health Organization (WHO), Tedros Adhom Ghebreyesus meminta negara-negara maju untuk melakukan moratorium (penghentian sementara) penyuntikan vaksin booster setidaknya hingga akhir taun agar negara-negara miskin dan berkembang mendapat vaksin untuk program vaksinasi warganya.

Baca Juga 9 Jenis Vaksin Covid-19 yang digunakan di Indonesia. Apa saja, ya?

Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB Antonio Guterres menuding negara-negara kaya menibun vaksin Covid-19 juga dan menyerukan agar mereka berbagi dengan negara lain di dunia untuk membantu mengakhiri pandemi.

“Saya sangat prihatin dengan distribusi vaksin Covid-19 di dunia yang sangat tidak adil,” ujar Guterres dalam wawancara yang ditanyangkan stasiun telvisi Kanada, CBC, Minggu (28/3) yang lalu.

Sumber : cnbcindonesia.com || jpnn.com || mediaindonesia.com

shape
shape