Apakah Jenis Kelamin Bayi Dapat Direncanakan?
28 May 2022
Posted by : Yuyun Yuniar
Sobat Salam , ketika sudah menikah pastinya ada keinginan segera mempunyai anak, bukan? Ada yang cepat hamil, ada juga yang harus sabar menunggu. Jenis kelamin calon bayi juga pasti banyak diidamkan oleh suatu pasangan. Apakah bisa jenis kelamin bayi direncanakan diawal?
Spesialis kesuburan sebenarnya mempunyai serangkaian kemampuan dan prosedur untuk membentuk jenis kelamin calon bayi. Walaupun begitu, praktek ini tidak dibenarkan. Di negara Inggris menganggap praktek memilih jenis kelamin bayi tertentu dalam program kehamilan adalah ilegal, kecuali ada alasan medis.
Alasan medis yang diperbolehkan seperti kalau orang tua mempunyai kondisi genetik serius yang berisiko diturunkan ke anak dan berdampak pada salah satu jenis kelamin. Hanya pre-implanation genetic diagnosis (PGD) yang diperbolehkan melakukan praktek tersebut.
Kualifikasi yang diperbolehkan untuk melakukan PGD yaitu kalau pasangan mempunyai kelainan genetik yang serius, seperti hemofilia atau cystic fibrosis. Selain itu juga, kondisi medis tertentu juga bisa dihindari lewat PGD. Duchenne muscular dystrophy yang hanya menyerang anak laki-laki.
PGD adalah teknik dalam program in vitro fertilisation (IVF). Dalam prosedurnya, embrio dibentuk dari telur dan sperma. Setelah disaring, satu-dua embrio akan ditanamkan di rahim.
Penyortiran sperma adalah tindakan yang ilegal di Inggris. Tapi layanan itu ditawarkan di beberapa negara lain dengan harga yang sangat mahal.
Penyortirannya dilakukan dengan teknik flow sytometry. Alasan teknik ini diperkirakan sampai 93 persen untuk bayi perempuan, dan 85 persen untuk bayi laki-laki.
Metode Alami Merencanakan Jenis Kelamin Bayi
Ada dua teori yang memungkinkan menentukan jenis kelamin berdasarkan waktu pembuahanya, yaitu metode Shettles dan metode Whelan. Sedangkan metode ketiga, yaitu metode Billings, menggabungkan teori waktu dengan pengamatan lendir serviks.
1. Metode Shettles
Dikembangkan oleh Dr. Landrum Shettles dari Amerika Serikat tahun 1960. Dasarnya adalah sperma laki-laki bergerak lebih cepat, tapi tidak bisa bertahan hidup seperti sperma perempuan.
Kalau ingin bayi laki-laki, lakukan hubungan seks sedekat mungkin dengan waktu ovulasi, karena sPerma laki-laki akan mengalahkan sperma perempuan dalam perlombaan menuju sel telur. Sedangkan, kalau ingin bayi perempuan, lakukan hubungan seks dua hari sampai empat hari sebelum berovulasi.
Shettles mengklaim kalau 75 persen efektif untuk anak perempuan, dan 80 persen efekif untuk bayi laki-laki.
2. Metode Whelan
Metode ini menunjukkan bahwa perubahan biokimia sebelumnya dalam siklus akan mendukung sperma penghasil anak laki-laki. Jadi, kalau ingin laki-laki, lakukan seks empat hari sampai enam hari sebelum berovulasi. Sedangkan, kalau ingin perempuan, lakukan hubungan seks dua hari sampai tiga hari sebelum berovulasi.
3. Metode Billings
Metode ini melengkapi metode Shettles. Hubungan seks dilakukan dengan memperhatikan bentuk lendir serviks.
Untuk menghasilkan embrio perempuan, caranya dengan melakukan hubungan seks di saat ‘tahap pra-puncak’ sebelum ovulasi, saat lendir serviks berwujud lebih tebal dan lengket, dan tidak melakukan hubungan seks lagi selama siklus itu.
Untuk anak laki-laki, harus menunggu ‘tahap pasca-puncak’ mendekati ovulasi, saat lendir serviks tipis dan jernih.
Sebuah studi di Afrika yang dilakukan dengan menerapkan metode Billings melaporkan tingkat keberhasilan sampai 95 persen.
Begitulah metode alami yang aman untuk merencanakan jenis kelamin calon bayi. Apapun jenis kelamin bayi, tetap harus selalu disyukuri. Namun ikhtiar dan usaha harus terus dilakukan, dan hasil serahkan seluruhnya pada Tuhan