Daging Merah vs Daging Putih
19 August 2021
Posted by : Admin
Daging terkenal kaya protein dan sesungguhnya berperan besar memberikan pertumbuhan fisik kita. Baik daging merah maupun daging putih, keduanya menyumbang protein dan senyawa bioaktif yang baik untuk pertumbuhan tulang,regulasi hormon pertumbuhan, bahkan sel saraf. Namun, orang-orang mulai mempertanyakan, manakan jenis daging yang lebih direkomendasikan untuk dikonsumsi? Daging merah kah? Atau daging putih?
Daging yang berasal dari jaringan otot kelompok mamalia pemamah biak seperti sapi, domba, dan kerbau, merupakan daging merah. Akumulasi protein myoglobin dalam jumlah besar yang sebelumnya kita kira ‘darah’ adalah penyebab warna daging menjadi merah. Pada hewan dari kelompok unggas, protein ini tidak banyak terakumulasi dalam jaringan otot mereka. Maka dari itu, daging dari ayam, bebek, atau kalkun berwarna putih. Manakah dari keduanya yang lebih baik dikonsumsi? Akan mudah kita bandingkan nilai gizinya per 100 g menggunakan tabel bawah ini.
Daging Merah | Daging Putih | |
Total Lemak | 17.8 g | 9.8 g |
Lemak Jenuh (SFA) | 6.8 g | 2.7 g |
Lemak Tidak Jenuh (PUFA) | 0.5 g | 2.2 g |
Omega-3 | 48 mg | 180 mg |
Omega-6 | 411 mg | 1890 mg |
Protein | 25.7 g | 25.0 g |
Vitamin B-12 | 45% | 3% |
Besi (Iron) | 14% | 8% |
Zinc | 42% | 17% |
Carnosine | > 350 mg | < 300 mg |
Dari segi kadar lemak, konsumsi daging merah lebih tidak menyehatkan bagi tubuh. Lemak jenuh atau dalam istilah medisnya LDL adalah sumber utama penyebab jantung koroner. Lemak jenuh inilah yang menyumbat pembuluh darah. Kadar lemak jenuh pada daging merah berkisar tiga kali lipat dibangkan daging putih pada takaran saji yang sama (100 g). Sebaliknya, lemak tidak jenuh rantai jamak (PUFA) atau HDL lebih banyak sekitar empat kali lipat pada daging putih dibandingkan pada daging merah. Jikalau kita bandingkan juga lemak tidak jenuh lainnya seperti omega 3 dan 6, daging putih pun lebih unggul. Meski begitu, kandungan vitamin b-12, besi, dan zinc yang korelatif fungsinya dengan kemampuan darah kita mengikat oksigen banyak terkandung pada daging merah. Poin terkhir yang dibandingkan adalah carnosine. Carnosine merupakan senyawa bioaktif regulator daya tahan tubuh. Kandungan carnosine pada daging merah lebih tinggi dibandingkan pada daging putih, yang berarti konsumsi daging merah sebenarnya baik untuk meningkatkan daya tahan tubuh kita.
Apakah dapat disimpulkan bahwa konsumsi daging merah lebih baik dibandingkan daging putih? Jelas tidak! Pada suatu penelitian di Amerika yang data-datanya didukung oleh National Heart, Lung, and Blood Institute of the National National Institute of Health, diterangkan bahwa kandungan lemak jenuh (SFA) yang terkandung pada kedua jenis daging sama-sama meningkatkan asosiasi seseorang terjangkit penyakit jantung. Hal ini didukung dengan kurangnya konsumsi sayur-sayuran. Cara menyeimbangkan SFA yang masuk ke tubuh adalah dengan mendorongnya menggunakan protein nabati. Melalui eksperimennya, orang-orang yang mengalami peningkatan LDL setelah konsumsi daging merah dan daging putih tersebut mengalami penurunan kontras sebanyak 7% LDL sehabis empat minggu mengonsumsi protein nabati.
Terlepas dari data yang disusun dalam tabel, konsumsi daging jadi lebih menakutkan kalau cara pengolahannya salah. Daging yang dibakar atau digoreng menurut WHO adalah asal usulnya kanker lho. Jadi, asalkan cara masaknya tepat dan diseimbangkan dengan sayur-sayuran, daging sungguh menyehatkan buat tubuh kita!
Sumber: Bergeon, et al. Effects of Red Meat, White Meat, and Nonmeat Protein Sources on Atherogenic Lipoprotein measures in the Context of Low Compared with High Saturated Fat Intake: A Randomized Controlled Trial || who.int || hellosehat.com || medicalnewstoday.com || nutritionadvice.com || klikdokter.com|| aido.id