shape

Pria Lebih Manja Saat Sakit. Mitos atau Fakta?

07 June 2024

Posted by : Fitri Rahmadini

Facebook Share Whatsapp Share Twitter Share Telegram Share

Di balik citra pria yang sering terlihat tangguh dan kuat, ternyata terdapat sisi yang tak terduga. Pria terkadang menunjukkan tanda-tanda manja saat terserang penyakit, bahkan jika hanya flu ringan sekalipun. Yuk simak penjelasan secara ilmiahnya!

Menurut psikolog William Pollack Ph.D, ketika perempuan terinfeksi virus atau flu, mereka seringkali tetap melanjutkan aktivitas mereka seperti biasa. Namun, pria cenderung merasa terganggu oleh gejala penyakitnya dan mungkin menunjukkan kekesalan atau ketidaknyamanan karena harus menghadapinya.

Ada teori yang menyatakan bahwa pria mungkin terlihat lebih manja saat sakit karena mereka cenderung merasakan gejala penyakit dengan intensitas yang lebih besar dibandingkan perempuan. Pollack menjelaskan bahwa meskipun terdapat sedikit perbedaan antara respons pria dan perempuan terhadap penyakit, perbedaan ini tidak signifikan.

Sementara, menurut dokter Robert L. Wergin, perbedaan dalam respons terhadap sakit bukanlah karena perbedaan gender, melainkan karena perbedaan dalam kepribadian. Ia mengilustrasikan kelompok pasien yang memiliki keterhubungan yang baik dengan tubuhnya dan sangat memperhatikan kesehatannya secara menyeluruh.

Ketika mereka mengalami flu atau penyakit lainnya, mereka cenderung lebih peka terhadap gejala dan mungkin merasa bahwa ada sesuatu yang tidak beres dengan tubuh mereka. Hal ini bisa membuat mereka lebih cenderung memperbesar skala keluhannya saat sakit.

Pengaruh Hormon

Meskipun demikian, terdapat sedikit perbedaan. Menurut penelitian, hormon estrogen dalam tubuh wanita memiliki kemampuan untuk memperlambat perkembangan virus. Dengan demikian, gejala yang muncul pada wanita cenderung lebih sedikit.

Dokter ahli bedah Kim Templeton menjelaskan, virus flu cenderung tidak menyebar dengan cepat pada wanita karena faktor estrogen dan respon tubuhnya terhadap virus tersebut.

Selain itu, bagian otak yang mengontrol suhu tubuh cenderung lebih luas pada pria, hal ini dipengaruhi oleh kadar testosteron yang lebih tinggi dalam tubuh pria. Dampaknya, saat sakit, pria cenderung mengalami demam dengan suhu tubuh yang lebih tinggi.

Menurut Pollack, faktor budaya juga memainkan peran penting dalam cara pria bereaksi saat sakit. Sejak zaman dahulu, pria telah didorong untuk mempercayai bahwa mereka kuat dan tangguh, tidak pernah menunjukkan kelemahan. Jadi, ketika mereka sakit, mereka merasakan dampaknya secara besar-besaran dan menganggapnya sebagai sesuatu yang serius. Ini bisa menyebabkan tingkat stres yang lebih tinggi.

Sumber: Kompas.com

shape
shape