shape

Bagaimana Mengatasi Gen Penyebab Depresi yang Ternyata Diwariskan?

20 August 2021

Posted by : Admin

Facebook Share Whatsapp Share Twitter Share Telegram Share

Bagaimana Mengatasi Gen Penyebab Depresi yang Ternyata Diwariskan?

Source from sehatq.com

Makna sehat tidak terbatas pada sehat badani. Pikiran dan hati yang sehat turut menunjang kesehatan lahiriah. Psikolog mulai menyingkapkan perihal korelasi ini. Para ahli medis pun bersamaan saat konsultasi kesehatan menyampaikan hal ini kepada pasiennya. Seseorang dengan pikiran yang tidak sehat, katakanlah ia mengidap stress atau depresi, maka tubuhnya berangsur-angsur menjadi tidak sehat juga. Yang terjadi adalah, otak sebagai pusat saraf yang bertanggung jawab terhadap seluruh tubuh melepaskan hormon stress sebagai bentuk respon ketika seseorang mengidap depresi. Menyebarnya hormon ini ke seluruh bagian tubuh berdampak buruk untuk kinerja organ dan darah. Salah satu contohnya ialah persaingan meningkatnya kerja paru-paru dan jantung. Keduanya berlomba adu cepat memompa darah dari jantung, melakukan pertukaran oksigen di paru-paru, kemudian mengedarkannya ke seluruh tubuh. Hal ini kontan terjadi karena pada saat tubuh mengalami depresi, otak memerintah tubuh untuk lebih cepat mendistribusikan oksigen. Kalau dibiarkan akan timbul hiperventilasi (bernapas secara berlebihan seperti orang ketakutan) dan berujung pada serangan panik, atau hipertensi (peningkatan tekanan darah) dan berujung pada stroke. Contoh lainnya yakni depresi menekan sistem imun kalian. Stress jangka panjang mengganggu kerja daya tahan tubuh. Bila dibiarkan, lama kelamaan tubuh menjadi rentan terhadap penyakit. Intinya, ketika kalian depresi, tubuh beringsut menjadi tegang lalu memaksa sistem tubuh bekerja secara tidak normal.

Baca Juga Benarkah Kurang Tidur Mengurangi Efisiensi Kerja Otakmu?

Sebisa mungkin kita mengatur emosional agar terhindar dari depresi. Tujuan kita melakukannya sebenarnya bukan untuk diri sendiri saja, melainkan orang lain. Ini bukan karena berupaya agar orang lain tidak menjadi korban efek emosional kita, namun supaya orang lain tidak terpengaruh oleh depresi kita. Kenapa begitu? Karena depresi itu menular! Siapa yang paling riskan tertular depresi kita? Anggota keluarga yang kita temui sehari-hari. Mungkin harus sedikit Saya perjelas kalau penularan depresi terjadi lewat dua hal. Pertama, depresi itu diturunkan secara genetik. Kedua, bila secara tidak sengaja kamu menerima waris gen depresi tersebut, kemudian didukung faktor lingkungan yang menambah-nambahi variabel depresi kamu, ini akan sangat mengerikan.

Ilmu psychogenetic mengkaji interaksi gen depresi dengan lingkungan. Sebanyak 40% faktor gen menyebabkan kamu berpeluang menderita depresi, sementara sisanya datang dari lingkungan. Meski demikian, para ilmuan dan ahli medis menyatakan bahwa gen memang memengaruhi fungsi otakmu terhadap depresi. Walau begitu, yang menentukan sikap kita terhadap depresi adalah tindakan berkenaan dengan lingkungan. Dalam hal ini, para ilmuan dan ahli medis hendak mengatakan bahwa sekalipun gen depresi ada dalam DNA kalian, setiap pribadi tetaplah pemegang kunci untuk menyikapinya. Oh ya, tentang 40% genetik psikologi itu bukan hanya menyangkut depresi tetapi juga kepribadian dan kepintaran lho. Ada yang memang kebetulan mewarisi intelegensi (IQ) lebih tinggi dibandingkan orang lain. Ada yang kebetulan mewarisi kecerdasan emosi (EQ) lebih rendah dibandingkan orang lain. Tapi apakah gen menentukan seseorang menjadi di atas atau di bawah orang lain? Tidak seperti itu cara kerjanya. Bila seseorang mempunyai IQ lebih tinggi dibandingkan orang lain namun tidak pandai mengelola emosionalnya, tidak menghindari kemungkinan kalau orang tersebut bisa depresi, rentan sakit, kemudian menderita gangguan jiwa. Atau ada orang yang secara IQ biasa-biasa saja namun setiap kali ada tekanan ia bisa mengatasinya dengan baik, sehingga setiap saat ia terhindar dari jerat depresi. Jadi pada dasarnya, kita tidak bisa mengatur gen apa yang ada pada kita. Yang bisa kita lakukan adalah mengelola pikiran serta perasaan, lalu memutuskan perilaku seperti apa yang harus kita tunjukkan untuk membuat diri kita tidak terperangkap dalam depresi.

Sobat Salam juga bisa bertanya seputar kesehatan melalui layanan konsultasi kesehatan kami.

Sumber: hellosehat.com || goodtherapy.org || Britannica.com || lifestyle.kompas.com || healthline.com

shape
shape