shape

Cuci Tangan vs Hand Sanitizer

13 August 2021

Posted by : Admin

Facebook Share Whatsapp Share Twitter Share Telegram Share

Cuci Tangan vs Hand Sanitizer

source by amari.itb.ac.id

Protokol kesehatan di samping memakai masker yang digembar-gemborkan juga adalah mencuci tangan dengan sabun. Harus pakai sabun ya karena kalau dengan air saja percuma. Dan kapan waktu yang tepat untuk mencuci tangan? Setelah dari berpergian, sebelum menyiapkan makanan dan minuman, sebelum makan dan minum, setelah menyentuh permukaan benda yang terpapar udara luar, setelah dari kamar mandi, setelah menutupi hidung dan mulut ketika batuk atau bersin, sebelum atau setelah melepaskan masker, setelah menyentuh hewan, sebelum menyusui, dan setelah melakukan kontak dengan orang sakit. Prosedur cuci tangan yang betul ialah gosok tangan dengan sabun selama 20-30 detik sebelum dibilas dengan air mengalir.

Mari membangun kebiasaan baru yang baik. Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan aktivitas. Droplet atau aerosol sebagai moda-moda transportasi virus SARS CoV-2 tidak hanya beredar di sekeliling wajah kita tapi tangan atau jatuh ke permukaan berbagai benda. Tangan kita adalah anggota tubuh yang paling aktif bergerak. Tanpa sadar kita bisa menyentuh mata, hidung, dagu atau pipi setelah menyentuh permukaan benda. Ketika kita membiasakan diri sering mencuci tangan dengan sabun, otomatis kita mengurangi peluang virus masuk ke dalam tubuh.

Baca Juga Trik Pakai Masker Anti Covid-19 yang Benar

Mengapa sabun ampuh melawan Covid-19? Sabun adalah pelarut organik. Ketika sabun bertemu dengan virus SARS CoV-2, sabun yang digosok-gosokkan ke tangan akan menghancurkan cangkang luar virus yang tersusun atas lemak. Komponen dalam virus yang tercerai-berai kemudian larut ke air. Sisa virus yang tersapu ke air telah kehilangan sifat infeksiusnya. Jadi, jangan lupa untuk menggosokkan sabun ke seluruh bagian tangan (telapak, punggung, jari-jari, sela-sela, dan pergelangan tangan, juga kuku) selama 20-30 detik sebelum dibilas untuk memastikan kita menghancurkan virus tersebut.

Masalahnya, ketika kita sedang berada di luar rumah, di beberapa kesempatan kita akan kesulitan mengakses tempat cuci tangan dengan sabun. Maka dari itu, WHO menganjurkan penggunaan hand sanitizer sebagai pengganti sabun. Produk hand sanitizer yang beredar di pasar umumnya terbuat dari alkohol (ethanol) 60-70%. Menurut CDC dan WHO, konsentrasi tersebut tercatat aman dan efisien menghancurkan tidak hanya virus tetapi mikroorganisme pathogen lain seperti bakteri, jamur, dan protozoa. Biarpun demikian, subtitusi pemakaian sabun ke alkohol tidak begitu direkomendasikan.

Dari segi fungsi, alkohol memiliki kemampuan yang sama dengan sabun. Alkohol juga pelarut organik yang dapat menghancurkan cangkang luar virus SARS CoV-2. Permasalahannya adalah, penggunaan alkohol tidak diserempakki dengan air mengalir. Poin pertama, komponen virus yang telah tercerai berai tetap berada di tangan kita. Sekalipun tidak lagi infeksius, sangat riskan membiarkan sisa-sisa virus itu masuk ke dalam tubuh. Poin kedua, alkohol konsentrasi 60-70% memiliki kemampuan evaporasi yang berbeda dengan alkohol 100%. Ketika seseorang menggunakan hand sanitizer dan tanpa sengaja residu alkohol tersebut tertelan bersama makanan atau minuman, alkohol akan menjadi racun di dalam tubuh. Bagaikan tertelan pestisida yang merupakan benda kimia beracun, demikian juga kinerja alkohol bagi tubuh manusia. Jadi, gunakanlah hand sanitizer hanya di saat keterbatasan sabun dan air mengalir.

Demikian strategi untuk mempertahankan kesehatan kita di tengah pandemi Covid-19. Kiranya artikel-artikel tentang melawan SARS CoV-2 ini dapat bermanfaat bagi kita semua!

 

 

Sumber: covid19.go.id || cdc.gov || kompas.com || aido.id || National Geographic, Edisi 03.2021 || Advances in Experimental Medicine and Biology, Rezaei, N. 2021. Springer

shape
shape