shape

Inilah Faktor Terjadinya Kanker Payudara!

22 December 2021

Posted by : Admin

Facebook Share Whatsapp Share Twitter Share Telegram Share

Inilah Faktor Terjadinya Kanker Payudara!

Source from hellosehat.com

Sobat Salam, kanker payudara adalah kanker yang paling sering terdiagnosis pada wanita. Lebih dari 25 persen kasus kanker pada wanita di dunia adalah kanker payudara. Lebih dari 1,5 juta wanita di seluruh dunia terdiagnosis kanker payudara tiap tahunnya. Penyakit ini punya angka kematian yang cukup tinggi.

Menurut dr. Abdul Rachman, SpB(K)Onk, dari Primaya Hospital Tangerang, kanker payudara bisa terjadi karena pola hidup yang ga sehat dan genetik. Sekitar 80 sampe 85 persen kanker muncul disebabin sama pola hidup, sementara 15 persen lainnya karena genetik atau keturunan.

Sedangkan pola hidup yang bisa memicu terjadinya kanker adalah kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, dan makanan tertentu.

Lebih lanjut, dr. Abdul juga nyebutin wanita yang pernah ngelakuin terapi kayak penyinaran di bawah usia 20 tahun, muali menstruasi lebih dini, dan menopause yang terlalu lama juga berisiko tinggi kena kanker payudara. Ia juga bilang kalo wanita di atas 25 tahun punya risiko lebih tinggi kena penyakit itu.

Baca Juga : Apa Aja 10 Penyakit Paling Mematikan di Dunia?

Apa aja, sih, faktor risiko terjadinya kanker payudara?

1. Jenis kelamin

Wanita berpotensi lebih besar kena kanker payudara dibanding pria  karena sel-sel payudara pria ga aktif dan pria punya kadar hormon estrogen yang sangat sedikit dalam tubuhnya. Estrogen adalah hormon reproduksi yang juga berperan dalam perkembangan sel-sel payudara.

2. Proses penuaan

Proses penuaan atau aging adalah faktor risiko yang paling penting pada terjadinya kanker payudara. Angka kejadian kanker payudara sangat terkait dengan pertambahan usia.

Data dari Amerika Serikat nunjukkin kematian karena kanker payudara paling tinggi terjadi pada pasien kanker payudara di atas usia 40 tahun dan 60 tahun. Oleh karena itu, semua wanita berusia 40 tahun atau lebih sangat dianjurin buat ngelauin mamografi sebagai salah satu bentuk skrining kanker payudara.

3. Riwayat kanker payudara pada keluarga

Wanita dengan ibu atau kakak wanita yang didiagnosis kanker payudara, punya probabilitas lebih besar kena kanker payudara.

Sebuah studi yang dilakuin pada lebih dari seratus ribu wanita di United Kingdom nunjukkin kalo wanita dengan salah satu first-degree relative kayak ibu atau kakak wanita dengan kanker payudara punya kemungkinan 1,75 kali lebih besar buat kena kanker juga.

Risiko ini meningkat jadi 2,5 kali lipat kalo ada dua atau lebih first-degree relative yang sebelumnya udah didiagnosis dengan kanker payudara. Hal ini salah satunya berhubungan dengan dituruninnya gen-gen yang berperan dalam perkembangan penyakit kanker payudara kayak BRCA1 dan BRCA2.

Baca Juga : Manfaat Cokelat Buat Ibu Hamil. Apa aja?

4. Faktor reproduksi

Faktor reproduksi kayak menstruasi pertama yang lebih awal, menopause yang lebih lambat, dan usia yang cukup tua sangat mengandung anak pertama juga bisa berpengaruh pada risiko terjadinya kanker payudara.

Setiap keterlambatan 1 tahun dalam menopause ningkatin risiko seorang wanita kena kanker payudara sampe 3 persen. Sementara, setiap 1 tahun keerlambatan seorang wanita ngalamin menstruasi pertama bakal nurunin risiko kanker payudara hingga 5 persen. Hal ini berhubungan dengan stats reseptor hormon estrogen dalam tubuh.

5. Penggunaan terapi estrogen

Kadar estrogen yang tinggi dalam tubuh berkaitan sama meningkatnya angka kejadian kanker payudara. Asupan estrogen juga bisa didapetin dari luar, misalnya pada penggunaan kontrasepsi oral atau pil KB dan terapi sulih hormon (hormone replacement therapy). Penggunaan kontrasepsi oral atau pil KB ningkatin angka kejadian kanker payudara sebanyak 7 persen. Tapi, kalo seorang wanita udah berhenti konsumsi pil KB ini selama 10 tahun, maka ga ada peningkatan risiko kena kanker payudara.

Sementara itu, terapi sulih hormon biasanya digunain buat ngatasin gejala ga menyenangkan akibat proses menopause, kayak berkeringat di malam hari, perubahan mood, vagina yang kering, dan turunnya keinginan berhubungan seksual. Terapi ini juga bisa buat cegah osteoporosis yang terjadi akibat menopause.

Tapi, penggunaan terapi sulih hormon ini berhubungan dengan meningkatnya risiko kanker payudara. Oleh karena itu, penggunaan baiknya dibatasi dalam jangka waktu tertentu aja dan kalo gejala menopause udah teratasi, baiknya terapi berhenti biar ga memperbesar risiko terjadi kanker payudara.

Sumber : guesehat.com / health.detik.com

shape
shape