Kenali Kolik pada Bayi Baru Lahir
25 February 2025
Posted by : Yuyun Yuniar

Kolik merupakan kondisi umum yang dialami bayi baru lahir hingga usia sekitar 3-4 bulan. Bayi yang mengalami kolik sering menangis dalam waktu lama tanpa penyebab yang jelas, yang tentu saja menjadi tantangan bagi orang tua.
Dalam artikel ini, kita akan membahas secara komprehensif mengenai kolik, termasuk pengertiannya, penyebab berdasarkan penelitian ilmiah, ciri-ciri bayi yang mengalami kolik, serta cara mengatasi kondisi ini secara efektif.
Pengertian Kolik pada Bayi
Kolik adalah kondisi di mana bayi menangis terus-menerus selama lebih dari tiga jam sehari, setidaknya tiga hari dalam seminggu, selama tiga minggu atau lebih, tanpa penyebab medis yang jelas (Wessel et al., 1954).
Kolik biasanya terjadi pada bayi usia 2 minggu hingga 4 bulan, dan meskipun tidak berbahaya, kondisi ini dapat menyebabkan stres pada orang tua.
Fakta Penting tentang Kolik
- Kolik bukanlah penyakit, melainkan suatu kondisi sementara.
- Tidak ada obat spesifik untuk kolik, tetapi beberapa metode dapat membantu meredakan gejalanya.
- Kolik bukan tanda bayi sakit, tetapi bisa menjadi indikator adanya ketidaknyamanan dalam sistem pencernaannya.
Penyebab Kolik Berdasarkan Studi Ilmiah
Meskipun penyebab pasti kolik belum sepenuhnya diketahui, beberapa penelitian telah mengaitkan kondisi ini dengan faktor berikut:
a. Imaturitas Saluran Pencernaan
Bayi yang baru lahir masih memiliki sistem pencernaan yang belum matang, sehingga dapat mengalami perut kembung atau sulit mencerna makanan. Hal ini dikonfirmasi dalam studi oleh Lucassen et al. (2001), yang menemukan bahwa gangguan motilitas usus sering terjadi pada bayi dengan kolik.
b. Mikroflora Usus yang Belum Seimbang
Penelitian dalam The Journal of Pediatrics (2015) menunjukkan bahwa bayi yang mengalami kolik memiliki ketidakseimbangan bakteri usus, dengan jumlah Lactobacillus yang lebih rendah dan Proteobacteria yang lebih tinggi dibandingkan bayi tanpa kolik.
c. Intoleransi Laktosa atau Alergi Protein Susu Sapi
Beberapa bayi memiliki kesulitan mencerna laktosa atau alergi terhadap protein dalam susu formula atau ASI yang dikonsumsi oleh ibu (Heine et al., 2017).
d. Faktor Psikologis dan Stres Ibu
Studi dalam Journal of Child Psychology and Psychiatry menunjukkan bahwa stres dan kecemasan ibu dapat meningkatkan risiko kolik pada bayi.
e. Refluks Gastroesofageal (GERD)
Bayi dengan GERD sering mengalami nyeri akibat naiknya asam lambung ke kerongkongan, yang bisa memicu tangisan berkepanjangan seperti kolik.
Cara Menenangkan Bayi yang Mengalami Kolik
Meski kondisi kolik pada bayi adalah hal yang umum terjadi, namun jika tidak diatasi dengan tepat makan akan mengganggu kesehatan bayi dan orang tuanya juga. Maka dari itu bayi yang sedang mengalami kolik bisa ditenangkan dengan cara berikut ini :
- Pijat perut bayi dengan lembut menggunakan minyak telon untuk memberikan kehangatan
- Gendong bayi selama dia menangis
- Mandikan bayi dengan air hangat
- Gendong bayi dalam gendongan kain atau selimut
- Berikan dot jika dirasa perlu untuk membantu menenangkan bayi
- Berikan senandung atau suara lembut pada bayi
- Letakkan bayi pada bouncer atau kursi goyang khusus bayi.
Bayi yang sedang mengalami kolik membutuhkan ketenangan, maka dari itu hindari mengguncang bayi dengan keras ya Sob karena khawatir akan berbahaya bagi kesehatannya.
Tips Mencegah Kolik pada Bayi
Untuk mencegah kolik pada bayi, berikut adalah beberapa hal yang dapat dilakukan :
Ganti dot pada botol susu bayi jika lubangnya terlalu kecil agar bayi tidak menelan lebih banyak udara daripada cairan.
- Jauhi asap rokok.
- Hindari konsumsi kopi, teh, dan makanan pedas apabila bayi masih menyusu.
- Tepuk-tepuk punggung bayi dengan lembut agar bersendawa sehabis makan.
Ketika bayi sedang mengalami kolik, tak jarang banyak orang tua yang ikutan stress. Maka dari itu, penting juga untuk menjaga kondisi orang tua agar jangan sampai stres dan emosi tetap terkendali saat menangani bayi kolik.
Baca juga, Waspada Hiperlaktasi Pada Ibu Menyusui dapat menyebabkan Gangguan Kesehatan
Ciri-ciri Kolik pada Bayi yang Perlu Diwaspadai
Menurut kriteria Wessel’s Rule of 3, bayi dikatakan mengalami kolik jika menangis:
- Lebih dari 3 jam sehari
- Lebih dari 3 hari dalam seminggu
- Selama lebih dari 3 minggu berturut-turut
Tanda-Tanda Kolik yang Perlu Diketahui:
- Menangis intens, terdengar melengking dan sulit ditenangkan
- Menarik kaki ke arah perut, menunjukkan tanda-tanda kram perut
- Wajah memerah dan tubuh menegang saat menangis
- Sering menggenggam tangan dengan erat
- Perut terasa kembung dan sering buang gas
- Pola menangis terjadi pada waktu yang sama setiap hari, biasanya sore atau malam
Jika bayi mengalami gejala ini secara terus-menerus, penting bagi orang tua untuk mencoba berbagai cara untuk mengatasi kolik.
Cara Mengatasi Kolik Secara Medis dan Alami
Teknik Menggendong dan Menenangkan Bayi
- Gendongan Skin-to-Skin
- Kontak langsung antara kulit ibu dan bayi dapat menenangkan sistem saraf bayi.
- Metode “5S” dari Dr. Harvey Karp
- Swaddling (membedong bayi): Membantu bayi merasa aman seperti di dalam rahim.
- Side/Stomach Position: Menggendong bayi dalam posisi miring atau tengkurap.
- Shushing (suara “shhh”): Membantu mengalihkan perhatian bayi.
- Swinging (mengayun lembut): Meniru gerakan dalam rahim.
- Sucking (mengisap dot atau menyusu): Memberikan efek menenangkan alami.
Pijatan dan Terapi Sentuhan
Pijat bayi dapat membantu meredakan gas dan meningkatkan kenyamanan. Studi oleh Field et al. (2010) menunjukkan bahwa pijatan perut dengan gerakan searah jarum jam membantu mengurangi gejala kolik pada bayi.
Probiotik untuk Keseimbangan Mikroflora Usus
Studi dalam Pediatrics (2017) menemukan bahwa bayi yang diberi probiotik Lactobacillus reuteri mengalami penurunan gejala kolik dibandingkan dengan bayi yang tidak diberikan probiotik.
Modifikasi Pola Makan Ibu (Jika Bayi Minum ASI)
Mengurangi konsumsi produk susu, kafein, dan makanan yang memicu gas seperti brokoli atau kol dapat membantu jika bayi memiliki sensitivitas tertentu (Heine et al., 2017).
Posisi Menyusui yang Tepat
Memastikan bayi dalam posisi tegak saat menyusui dapat mencegah udara masuk ke saluran pencernaan, mengurangi kemungkinan perut kembung.