shape

Mulai 2022 Kelas BPJS Kesehatan Akan Dihapuskan?

18 December 2021

Posted by : Admin

Facebook Share Whatsapp Share Twitter Share Telegram Share

Sobat Salam, mulai dari tahun 2022 nanti Badan Penyelenggara jaminan Sosial (BPJS) bakal ngehapus kategori kelas dalam layanan rawat inap. Nantinya, semua layanan rawat inap buat pemegang kartu BPJS adalah kelas standar.

“Dalam perencanaan akan menuju ke kelas rawat inap standar jaminan keesehatan nasional,” kata anggota Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN), Muttaqien di Jakarta.

Penghapusan kelas dan penerapan kelas standar itu tujuannya buat ngejalanin prinsip asuransi sosial dan equitas di program JKN.

“Nanti segmentasi peserta otomatis berubah, tidak ada lagi kategori peserta kelas 1, 2, 3,” lanju Muttaqien.

Baca Juga : Berita Terbaru Desember! Syarat Bagi Penerbangan Domestik Harus PCR?

Meskipun BPJS kesehatan bakal mulai menghilangkan iuran berbasis kelas sehingga nantiya iuran kela 1, 2, dan 3 buat diseragamin jadi Kelas Rawat Inap Standar (KRIS). Namun, Muttaqien negasin bukan berarti pelayanan kesehatan diturunin.

Kelas BPJS Kesehatan dihapus berlaku buat rawat inap. Sementara rawat jalan normal kayak biasanya.

Kriteria yang disusun bukanlah kriteria baru melainkan diambil dari kebijakan yang ada di Kementerian Kesehatan, yaitu berupa Pedoman Teknis bangunan Rumah Sakit-Ruang Rawat Inap, Permenkes Nomor 24 Tahun 2016 tentang persyaratan Teknis Bangunan dan Prasarana Rumah Sakit.

Trus merujuk berdasarkan draft konsep kelas standar Dirjen Pelayanan Kesehatan Kemenkes, serta masukan dari PERSI dan ARSADA dalam rapat penyusunan kriteria kelas standar JKN.

Baca Juga : Simak! Kenalan dengan Varian Baru B.1.1.529

Konsep kelas standar nantinya cuman hanya bakal terdapat dua kelas kepesertaan program, yaitu Penerima Bantuan Iuran (PBI) dan non-PBI. Segmen peserta Pekerja Penerima Upah (PPU) dan Pekerja Bukan Penerima Upas (PBPU) atau mandiri bakal tergolong sebagai non-PBI.

Berdasarkan dari kelas PBI dan non-PBI, ketentuan luar kamar da jumlah tempat tidur tiap kamar bakal berbeda. Di mana buat kelas peserta PBI, minimal luas per tempat tidur (dalam meter persegi/m2), sebesar 7,2 meter persegi dengan jumalh maksimal 6 tempat tidur per ruangan.

Sementara di kelas buat peserta non-PBI, luas per tempat tidur sebesar 10 meter persegi dengan jumlah maksimal 4 tempat tidur per ruangan.

Solusi yang ditawarin yaitu kalo masyarakat pengen dapetin biaya tambahan, maka bisa ngeluarin biaya tambahan. Nah, biaya tambahan saat rawat inap ngegunain BPJS Kesehatan sedang tidur oleh pemerintah.

Undang—undang Sistem Jaminan Sosial Nasional nyebutin kalo peserta BPJS Kesehatan yang pengen kelas rawat inap yang lebih tinggi daripada haknya (kelas standar) bisa ningkatin haknya dengan ikuti asuransi kesehatan tambahan. Alternatif lain, peserta ngebayar sendiri selisih antara biaya yang dijamin dan BPJS dan bisa yang harus dibayar akibat peningkatan kelas perawatan.

Baca Juga : Inilah Langkah Untuk Antisipasi Lonjakan Kasus Covid-19 di Akhir Tahun

Ketua Dewan Pengurus Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Budi Tampubolon ngenilai pemerintah ngebuka opsi mekanisme koordinasi manfaat buat perusahaan-perusahaan asuransi swasta lewat rencana ini. Koordinasi ini yaitu buat nutupin kekurangan layanan fasilitas kesehatan yang ga dipenuhi oeh BPJS Kesehatan.

Busi ngejelasin, penghapusan aturan kelas rawat inap peserta BPJS Kesehatah ini juga bakal nyiptain kebutuhan layanan buat syarakat yang pengen naik kelas. Hal ini yang diperkirakan bakal jadi ceruk khusus yang bakal digarap perusahaan swasta.

Tapi belum diketahui persis gimana aturan kelas standar bakal diimplementasikan nantinya. Budi yakin tiap perusahaan sekarang lagi nyiapin strategi masing-masing buat mengantisipasi kebijakan terbaru itu.

Sumber : bisnis.com / tagar.id / kompas.com

shape
shape