shape

Pentingkah Susu untuk Orang Dewasa?

19 August 2021

Posted by : Admin

Facebook Share Whatsapp Share Twitter Share Telegram Share

Pentingkah Susu untuk Orang Dewasa?

Photo by The Humble Co. on Unsplash

Di kala kita kecil, seusai lepas dari ASI, minum segelas susu dua kali sehari sangat diharuskan. Anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan sangat memerlukan berbagai kekayaan nilai gizi pada susu untuk tumbuh kembangnya. Seperti yang kita tahu dan sebagaimana hal tersebut memang terbukti benar secara ilmiah, susu memang kandungan protein dan kalsiumnya melimpah. Dua hal ini berkontribusi besar terhadap pembentukan dan pengokohan tulang. Masa tumbuh kembang anak yang berarti peningkatan signifikan massa tulang dan otot didukung dengan protein dan kalsium dari susu ini. Tapi, sampai usia berapa manfaat susu ini kita dapat rasakan? Apalagi masa pertumbuhan kita sebagai manusia terhenti setelah melampaui usia remaja (sekitar usia 17-19 tahun).

Fakta menyebutkan kalau susu tidak lagi esensial untuk orang dewasa. Kasarnya bisa disebutkan kalau kebutuhan terhadap susu bisa disubtitusi sama sekali dengan mengonsumsi jenis makanan lain yang sama-sama tinggi kalsium dan protein. Salah satu alasan dibalik pentingnya susu untuk anak-anak adalah karena ragam makanan dan minuman yang dapat diterima sistem pencernaan anak kecil terbatas. Akan tetapi, kebutuhan akan kalsium dan protein sangat tinggi. Berbeda dengan orang dewasa yang sistem pencernaannya lebih toleran terhadap rupa-rupa makanan.

Baca Juga Antara Susu Sapi dan Susu Nabati

Ada fakta menarik lainnya tentang mengapa sistem pencernaan manusia bisa tiba-tiba intoleran terhadap susu. Begitu seorang bayi dilahirkan, tubuh sang bayi menghasilkan banyak enzim laktase. Enzim ini mengijinkan ASI bisa dicerna dengan baik oleh bayi. Dalam hal ini kita tahu kalau sebagian besar bayi eksklusif mengonsumsi ASI hingga usia 6 bulan. Melewati usia itu, orang tua mulai menyediakan susu formula untuk bayinya. Uniknya, seiring pertambahan usia, konsentrasi enzim laktase ini dalam tubuh bayi menurun. Pada masa inilah mulai muncul gejala intoleran terhadap susu. Dan hebatnya, semakin dewasa kita intoleran ini pun perlahan-lahan menghilang. Padahal, bukan berarti enzim laktase dalam tubuh kita kembali meningkat, melainkan daya tahan tubuh kita yang berkembang sehingga tidak lagi bertentangan dengan kondisi intoleran. Jadi, disimpulkan kalau minum susu ketika kita dewasa sebenarnya tidak berguna dong? Oh, bukan begitu. Laktase adalah enzim pemecah gula susu (laktosa), bukan protein apalagi kalsium. Ketika orang dewasa minum susu, kekayaan protein dan kalsium ini masih bisa diperoleh.

Segelas susu bagi orang dewasa memenuhi kecukupan nutrisi kalsium harian sebesar 30%. Kalsium yang masuk ke tubuh ini digunakan untuk pemeliharaan gigi dan tulang, menghindarkan kita terkena osteoporosis. Sebenarnya orang dewasa bisa mendapatkan kalsium dengan jumlah yang sama dari brokoli atau jeruk. Sementara untuk mencukupi kebutuhan protein, orang dewasa bisa menerimanya dari konsumsi daging, telur, atau ikan. Maka dari itu, minum susu bisa tetap dilanjutkan sebagai tambahan (suplementasi) untuk konsumsi sehari-hari. Para ahli gizi pun menyarankan kalau susu yang dikonsumsi sebaiknya dalam rupa olahannya, yakni keju atau yogurt. Fermentasi produk susu ini lebih kaya nutrisi dibandingkan susu segar itu sendiri. Sayangnya, sistem pencernaan anak kecil belum bisa menerima ini. Maka dari itu, urgensi minum susu lebih mengacu pada anak-anak. Jadi, bisa dikatakan minum susu sebenarnya tidak terlalu dibutuhkan oleh orang dewasa asalkan memang kebutuhan akan protein dan kalsium dari susu bisa benar-benar tergantikan oleh jenis makanan lain.

Sumber: healtline.com || alodokter.com || who.int || usatoday.com || theconversation.com || hsph.harvard.edu || cnnindonesia.com

shape
shape