Perawatan Diabetes yang Tepat
12 March 2023
Posted by : Yuyun Yuniar
Sobat Salam, adanya luka pada pemilik penyakit diabetes adalah hal yang sebisa mungkin harus dihindari. Karena luka diabetes memiliki masa penyembuhan yang lebih lama dibandingkan dengan luka pada orang normal.
Dalam merawatnya pun memerlukan perhatian khusus, karena jika tidak mendapatkan penanganan yang tepat maka luka diabetes dapat berisiko menjalar pada organ tubuh lainnya dan meningkatkan risiko amputasi.
Kadar gula darah yang terlalu tinggi inilah yang menyebabkan penurunan sirkulasi dalam darah sehingga memperlambat proses pemulihan luka. Luka yang tidak kunjung sembuh dapat menyebabkan enderita diabetes rentan terinfeksi jamur dan bakteri.
Cara Merawat Luka Diabetes
Agar terhindar dari luka yang menjalar dan berisiko amputasi, berikut ini cara mengatasi luka diabetes dengan Perawatan yang tepat. Tips dan Triknya adalah :
1. Bersihkan luka setiap hari
Luka diabetes rentan terkena infeksi, maka dari itu kita harus rutin untuk memersihkan luka setia harinya. Caranya bisa dengan dibasuh menggunakan air bersih dan sabun, lalu keringkan. Jika ada obat salep rekomendasi dokter juga bisa dioleskan terlebih dahulu. Agar tidak meningkatkan risiko infeksi, hindari merendam luka terlalu lama ya.
2. Kurangi tekanan pada luka
Jika luka diabetes terdapat pada anggota tubuh yang tertutup atau pada telapak kaki, baiknya untuk tidak terlalu menekan anggota tubuh tersebut ya. Karena tekanan yang berlebihan pada luka akan membuatnya sulit sembuh. Saat ini sudah banyak sepatu yang dirancang khusus untuk penderita diabetes yang bisa dijadikan solusi.
3. Tutup luka diabetes dengan perban
Meski banyak yang beranggapan bahwa luka harus dibiarkan terbuka, para ahli meyakini bahwa luka diabetes harus ditutup dengan perban untuk mencegah risiko terjadinya infeksi dan mempercepat penyembuhan. Pastikan dulu, perban yang digunakan aman sesuai anjuran dokter.
4. Kontrol kadar gula darah
Faktor utama yang membuat luka diabetes sulit sembuh adalah gula darah yang tinggi. Maka dari itu, jika pengidap diabetes memiliki luka dan ingin segera pulih, kadar gula darah harus di kontrol sampai batas normal. Caranya bisa dengan menerapkan pola hidup sehat, olahraga, rutin mengonsumsi oat diabetes atau suntikan insulin apabila diperlukan.
5. Waspada tanda-tanda infeksi
Gejala infeksi pada luka diebetes dapat berupa munculnya rasa sakit, kemerahan, pembengkakan, atau terasa hangat di sekitar luka. Selain tanda-tanda di atas, infeksi juga bisa ditandai dengan luka yang berair, bernanah, disertai bau tidak sedap.
Jika mengalami infeksi, pastikan untuk membersihkan luka, menghilangkan jaringan kulit yang mati atau rusak, mengonsumsi obat antibiotik, serta mengoleskan salep antibiotik yang telah diresepkan oleh dokter.
Baca Juga 9 Tips Sehat Mencegah Diabetes
6. Penuhi asupan nutrisi harian
Salah satu nutrisi penting yang dapat membantu penyembuhan luka adalah protein. Selain menerapkan pola hidup sehat bagi diabetes, jika memiliki luka pada penderita diabetes dianjurkan untuk menambah asupan protein.
Selain protein, kebutuhan kalori, lemak, serat, vitamin dan mineral, seperti zinc dan vitamin C, juga penting untuk tercukupi agar mempercepat penyembuhan luka.
7. Hentikan kebiasaan merokok
Penderita diabetes disarankan untuk berhenti merokok. Rokok dapat menyebabkan terhambatnya sirkulasi darah dan mengurangi jumlah oksigen ke seluruh tubuh. Akibatnya, luka diabetes yang ada akan bertambah parah dan proses penyembuhannya pun menjadi lebih lambat.
8. Potong kuku dengan hati-hati
Untuk menghindari luka pada kaki, berhati-hatilah dalam memotong kuku. Pastikan gunting kuku yang digunakan tajam dan potonglah kuku secara lurus. Mintalah bantuan orang lain jika mengalami kesulitan dalam memotong kuku.
9. Hubungi dokter
Jika luka diabetes disertai dengan sensai terbakar, geli, mati rasa, pembengkakan, hingga rasa sakit yang terjadi terus menerus, segera hubungi dokter. Nantinya, dokter akan memberi saran tentang cara terbaik untuk merawat dan mengobati luka diabetes. Semakin cepat ditangani, semakin kecil pula risiko terjadinya komplikasi.