Vaksin Booster Johnson & Johnson Diklaim Dapat Meningkatkan Perlindungan Hingga 94 Persen. Benarkah?
23 September 2021
Posted by : Admin
Sobat Salam, beberapa waktu yang lalu atau pada 11 September, Indonesia telah kedatangan vaksin Johnson & Johnson. Menurut hasil uji coba terbaru perusahaan farmasi, orang yang menerima suntikan booster vaksin Johnson & Johnson Covid-19 lebih terlindungi dari virus corona untuk jangka waktu yang lama.
Dari informasi pada Selasa (21/9) mengumumkan bahwa dosis penguat (booster) vaksin Covid-19 mereka meningkatan perlindungan hingga 94% jika diberikan dua bulan setelah penyuntikan dosis tunggal.
Suntikan booster pada 6 bulan memberikan peningkatan antibodi 12 kali lipat.
“Sebuah vaksin COVID-19 dosis tunggal yang mudah digunakan, didistribusikan dan diberikan, serta memberikan perlindungan yang kuat dan tahan lama sangat penting untuk memvaksinasi populasi global,” kata direktur sains Johnson & Johnson Paul Stoffels.
Perusahaan mengaku telah menyerahkan data kepada Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) dan berencana mengajukannya ke regulator lain seperti Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan National Immunization Technical Advisory Group (NITAG).
Vaksin Johsnson & Johnson satu dosis telah tebukti 66 persen protektif terhadap penyakit sedang dan berat secara keseluruhan di seluruh dunia dan 72 persen protektif terhadap kasus semacam itu di AS.
Guru besar Paru Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Prof. Tjandra Yoga Aditama mengatakan, sejumlah ahli dunia masih mempertimbangkan pemberian vaksin Johnson & Johnson atau Janssen dalam dua dosis.
WHO dan BPOM merekomendasikan vaksin Janssen diberikan hanya satu kali, sehingga dianggap punya kelebihan karena lebih praktis dengan satu kali suntikan saja.
“Tadi malam, 21 September dalam pertemuan yang saya hadiri bersama beberapa Pakar vaksin internasional, kami bicarakan tentang hasil-hasil penelitian tentang bagaimana kalau vaksin Johnson & Johnson ini diberikan dua kali (dosis),” ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (22/9/2021).
Uji coba dua dosis Fase III dilakukan ke 30.000 peserta. Langkah tersebut dilakukan untuk menguji efektifitas dosis kedua yang diberikan 56 hari setelah suntikan pertama pada orang dewasa berusia 18 tahun ke atas.
Dalam pertemuan tersebut, Mantan direktur WHO Asia Tenggara menuturkan, pimpinan perusahaan produsen vaksin ini memberikan keterangan bahwa dua dosis vaksin Johnson & Johnson memberi proteksi sampai 94% untuk mencegah seseorang tertular sampai bergejala.
“Angka ini sepadan dengan angka proteksi dari vaksin Moderna atau Pfizer yang memang diberikan dua dosis,” ungkap Prof Tjandra.
Baca Juga 9 Jenis Vaksin Covid-19 yang digunakan di Indonesia. Apa saja, ya?
Pihak produsen mengatakan bahwa tambahan dosis ke dua vaksin Johnson & Johnson akan meningkatkan imunitas sangat baik dan melindungi dari infeksi yang sangat berat.
“Perkembangan ini tentu belum tentu banyak dikenal luar di negara kita, karena selama ini yang selalu dibicarakan adalah pemberian vaksin Johnson & Johnson satu kali saja, suatu hal yang menguntungkan dari sudut aplikasi di lapangan,” ungkapnya.
“Mulai makin banyak pembicaraan bukan tidak mungkin bahwa dosis ketiga ini akan amat diperlukan para lansia. Ilmu memang terus berkembang, dan hanya dengan bukti ilmiah yang kuat lah makan program pengendalian Covid-19 di negara kita dapat berjalan dengan sukses,” tutur Prof Tjandra.
Para ahli mengatakan vaksin booster virus corona akan dibutuhkan di masa depan karena kemajuan vaksin tersebut, termasuk suntikan dua dosis Pfizer dan Moderna, berkurang seiring waktu. Data uji coba Johnson & Johnson memberikan dukungan lebih lanjut bahwa suntukan booster bisa sangat membantu dalam memberikan perlindungan berkelanjutan dari virus.
Baca Juga PERHATIKAN! Inilah 14 Kelompok Orang yang Tidak Bisa Di Vaksin
Baca Juga Cara Daftar Online Vaksin di 4 Platform, Bisa pilih Tanggal & Lokasi Sendiri!
Sumber : suara.com || tribunnews.com || antaranews.com || cnbcindonesia.com || medcom.id