Ini Risiko Berbahaya Jika Luka Robek Tidak Dijahit
21 February 2025
Posted by : Yuyun Yuniar

Luka robek sering terjadi akibat kecelakaan sehari-hari, seperti terkena benda tajam, jatuh, atau benturan keras. Dalam banyak kasus, luka robek harus dijahit untuk mempercepat penyembuhan dan mencegah komplikasi. Namun, masih banyak orang yang mengabaikan pentingnya jahitan pada luka, yang akhirnya berisiko menyebabkan infeksi, penyembuhan yang tidak sempurna, hingga komplikasi serius seperti tetanus atau fasciitis nekrotikans.
Menurut Journal of Wound Care (2020), luka yang dijahit dengan benar memiliki peluang lebih besar untuk sembuh dengan baik dibandingkan luka yang dibiarkan terbuka, terutama jika luka memiliki kedalaman lebih dari 1 cm atau tidak bisa menutup sendiri. Artikel ini akan membahas risiko yang dapat terjadi jika luka robek tidak dijahit serta bagaimana cara merawatnya dengan benar.
Kapan Luka Robek Harus Dijahit?
Tidak semua luka robek memerlukan jahitan. Namun, ada beberapa kondisi yang membuat luka harus segera ditangani oleh tenaga medis, yaitu:
- Luka memiliki kedalaman lebih dari 1 cm atau jaringan bawah kulit terlihat.
- Luka menganga lebar dan tidak dapat menutup sendiri meskipun ditekan.
- Perdarahan sulit dihentikan meskipun sudah diberikan tekanan selama lebih dari 20 menit.
- Luka berada di area yang banyak bergerak, seperti sendi, telapak tangan, atau wajah.
- Luka disebabkan oleh benda tajam yang kotor atau gigitan hewan, yang meningkatkan risiko infeksi.
Menurut penelitian dalam Journal of Emergency Medicine (2021), luka yang dijahit dalam waktu kurang dari 12 jam setelah cedera memiliki tingkat penyembuhan yang lebih cepat dan risiko infeksi yang lebih rendah dibandingkan luka yang dibiarkan terbuka.
Baca juga, 6 Jenis Perban yang Tepat untuk Setiap Luka
Risiko Luka Robek yang Tidak Dijahit
Jika luka robek yang seharusnya dijahit dibiarkan terbuka, beberapa risiko serius dapat terjadi, antara lain:
1. Infeksi Luka (Wound Infection)
Infeksi adalah komplikasi paling umum jika luka tidak dijahit. Bakteri dapat masuk ke dalam luka terbuka, menyebabkan peradangan, nyeri, dan keluarnya nanah. Infeksi yang tidak ditangani dapat menyebar ke jaringan lebih dalam dan menyebabkan abses atau sepsis.
Gejala infeksi luka meliputi:
- Kemerahan dan bengkak di sekitar luka
- Nyeri yang semakin bertambah
- Keluarnya cairan atau nanah dari luka
- Demam dan tubuh terasa lemas
Menurut penelitian dalam The Journal of Infection (2021), infeksi luka yang tidak segera ditangani dapat berkembang menjadi selulitis atau bahkan menyebabkan sepsis dengan tingkat kematian hingga 30%.
2. Tetanus
Tetanus adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri Clostridium tetani, yang dapat masuk melalui luka terbuka. Bakteri ini menghasilkan racun yang menyerang sistem saraf dan menyebabkan kekakuan otot yang parah.
Gejala tetanus meliputi:
- Kekakuan otot rahang (lockjaw)
- Kesulitan menelan
- Kejang otot yang menyakitkan
- Gangguan pernapasan
Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO, 2022), tetanus masih menjadi penyakit yang mematikan, dengan tingkat kematian mencapai 30%, terutama pada kasus yang tidak mendapatkan perawatan medis segera.
3. Fasciitis Nekrotikans (Infeksi Kulit yang Mematikan)
Fasciitis nekrotikans adalah infeksi bakteri yang menyerang jaringan kulit dan otot secara agresif. Infeksi ini berkembang dengan cepat dan dapat menyebabkan kematian jaringan (nekrosis) yang membutuhkan amputasi.
Tanda-tanda fasciitis nekrotikans:
- Nyeri ekstrem yang tidak sesuai dengan ukuran luka
- Perubahan warna kulit menjadi keunguan atau hitam
- Demam tinggi dan tekanan darah rendah
Sebuah studi dalam The Lancet Infectious Diseases (2021) menyebutkan bahwa 30% pasien dengan fasciitis nekrotikans mengalami amputasi, dan tingkat kematian bisa mencapai 25% jika tidak segera ditangani.
Baca juga, 4 Makanan yang Mempercepat Penyembuhan Luka
4. Luka Menjadi Kronis dan Sulit Sembuh
Jika luka tidak dijahit, penyembuhan akan memakan waktu lebih lama. Pada penderita diabetes atau gangguan pembekuan darah, luka yang dibiarkan terbuka dapat berubah menjadi ulkus kronis yang sulit sembuh dan berisiko menyebabkan komplikasi lebih lanjut.
Menurut Journal of Wound Management (2020), luka yang tidak dijahit memiliki risiko tiga kali lebih tinggi untuk berkembang menjadi luka kronis dibandingkan luka yang mendapatkan perawatan tepat sejak awal.
Cara Merawat Luka Robek yang Tidak Dijahit
Jika luka robek tidak dijahit, perawatan yang benar harus dilakukan untuk menghindari komplikasi. Berikut beberapa langkah yang bisa diterapkan:
1. Bersihkan Luka dengan Antiseptik
Gunakan larutan saline steril atau povidone-iodine untuk membersihkan luka. Hindari menggunakan alkohol atau hidrogen peroksida, karena dapat merusak jaringan sehat dan memperlambat penyembuhan.
Menurut American Journal of Emergency Medicine (2022), larutan saline lebih efektif dalam membersihkan luka tanpa merusak jaringan kulit dibandingkan antiseptik berbasis alkohol.
2. Gunakan Perban yang Tepat
Tutup luka dengan kasa steril dan ganti setiap 24 jam atau jika perban basah/kotor. Gunakan perban yang breathable agar oksigen tetap masuk dan membantu proses penyembuhan.
3. Konsumsi Makanan yang Mendukung Penyembuhan Luka
Asupan nutrisi sangat penting untuk mempercepat penyembuhan luka. Pastikan mengonsumsi:
- Protein (telur, ikan, ayam) untuk regenerasi jaringan
- Vitamin C (jeruk, stroberi) untuk meningkatkan produksi kolagen
- Zinc (kacang-kacangan, daging merah) untuk mempercepat penyembuhan
Penelitian dalam Journal of Clinical Nutrition (2021) menunjukkan bahwa konsumsi vitamin C dan zinc dapat meningkatkan kecepatan penyembuhan luka hingga 25%.
4. Pantau Gejala Infeksi
Jika luka menunjukkan tanda-tanda infeksi (kemerahan, nanah, demam), segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan antibiotik atau perawatan lebih lanjut.
Kesimpulan
Luka robek yang tidak dijahit berisiko menyebabkan berbagai komplikasi serius, seperti infeksi, tetanus, fasciitis nekrotikans, hingga luka kronis yang sulit sembuh. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui kapan luka perlu dijahit dan bagaimana cara merawatnya dengan benar. Jika mengalami luka dengan kedalaman lebih dari 1 cm atau tanda-tanda infeksi, segera periksakan ke tenaga medis untuk mendapatkan perawatan yang tepat. Jangan abaikan luka yang tampak kecil, karena tanpa penanganan yang baik, dapat berkembang menjadi kondisi yang lebih serius dan mengancam kesehatan.
Jika Anda mengalami luka robek yang membutuhkan perawatan lebih lanjut, penting untuk mendapatkan bantuan dari tenaga medis yang berpengalaman. Untuk memastikan luka Anda dirawat dengan benar dan mencegah risiko infeksi, manfaatkan layanan jasa perawatan luka dari Salam Homecare. Dengan layanan ini, luka Anda akan ditangani oleh tenaga medis profesional, sehingga mempercepat proses penyembuhan dan meminimalkan risiko komplikasi.
Jangan tunda perawatan luka Anda, karena penanganan yang cepat dan tepat dapat mencegah dampak yang lebih serius. Kunjungi Salam Homecare sekarang juga untuk mendapatkan layanan terbaik dalam perawatan luka di rumah Anda.
ditinjau: dr. Teguh Santoso