Ada Kandungan Aluminium dalam Vaksin Covid-19? Apa Efeknya ke Tubuh Kita?
30 August 2021
Posted by : Admin
Seberapa terkejutnya kalian ketika tahu ada logam terlarut dalam vaksin Covid-19? Tidak, ini bukan hoaks. Vaksin Covid-19 memang mengandung logam aluminium. Kasus keracunan logam cukup sering terjadi. Apalagi untuk orang-orang pesisir yang mengonsumsi bahan pangan dari air yang terkontaminasi logam berat. Tapi, apakah aluminium itu beracun seperti yang orang-orang takutkan?
Baca Juga 4 Berita Covid-19 yang Dikira Mitos tapi Ternyata Fakta
Hingga hari ini, peneliti menunjukkan kalau aluminium tidak mempunyai fungsi biologis buat tubuh kita. Jadi, mengonsumsinya pun tidak memberikan benefit kesehatan. Apakah tidak memberikan benefit kesehatan berarti meracuni tubuh? Mengacu pada standar aluminium harian yang boleh masuk ke tubuh manusia yakni tidak boleh melebihi 5 µg/ kg berat badan. Selebihnya, overdosis aluminium dalam jaringan tubuh akan mengundang penyakit kronis seperti alzhaimer dan anemia. Misalkan seseorang memiliki berat badan 50 kg, maka aluminium yang tertelan setiap harinya maksimal 250 µg atau seperempat gram. Jika disamakan dengan butiran garam, mungkin 250 µg hanya diwakili beberapa butir saja. Lalu, berapa komposisi aluminium dalam vaksin Covid-19? Menurut laporan dari Universitas Oxford, satu dosis vaksin Covid-19 mengandung kurang dari 2 mg garam aluminium. Perlu kalian ketahui kalau garam adalah senyawa, yang berarti aluminium berikatan dengan unsur atau senyawa kimia lain. Jadi, 2 mg itu adalah campuran aluminium dengan sodium, fosfat, hidroksida, atau sulfat. Tergantung pada vaksinnya. Kalau kita andaikan saja perbandingan aluminium dengan senyawa lain 1:1, maka setiap dosis vaksin Covid-19 mengandung 1 mg aluminium murni. Wah, kalau dihitung berarti 4x lipat melebihi standar yang ditetapkan dong? Tapi coba pikirkan, apakah kalian tipe yang mengonsumsi vaksin Covid-19 setiap hari? Percaya atau tidak, aluminium yang masuk ke tubuh kalian lewat air dan makanan lebih banyak dari kandungan yang dianjurkan tadi. Jadi, aluminium dalam vaksin ini aman. Isu yang mengatakan kalau aluminium ini membuat cacat otak harus kalian abaikan.
Baca Juga Benarkah Vaksin Covid-19 Hanya untuk Kalangan 18 Tahun ke Atas?
Setelah tahu akumulasi konsumsi aluminium menyebabkan penyakit jangka panjang, bukankah sebaiknya disubtitusi dengan bahan lain? Nah, kalian harus tahu dulu kosakata yang satu ini. Aluminium merupakan adjuvant pada vaksin. Adjuvant berarti suatu bahan yang berfungsi menguatkan respon imun ketika seseorang menerima vaksin. Bisa kita katakan kalau adjuvant adalah booster agar tubuh memproduksi respon imun perlindungan yang lebih kuat juga lebih tahan lama lagi. Biar kontras ya bedanya orang yang menerima vaksinasi daripada imunisasi natural. Sejak tahun 1930, aluminium telah digunakan sebagai adjuvant vaksin. Vaksin difteri dan tetanus (DPT) ialah contoh lain kreasi vaksin dengan adjuvant garam aluminium. Mengapa kandungan aluminium tidak bisa tergantikan? Vaksin modern berbeda dengan vaksin dahulu yang kebanyakan dibuat dengan metode melemahkan virus. Vaksin modern identik dengan vaksin ‘artifisial’, yang berarti bukan virus utuh lagi yang dijadikan komponen vaksin, melainkan hanya sepersekian kecil bagian tubuh virus. Bagian tubuh yang diambil tersebut lewat penelitian telah diketahui dapat merangsang pembentukan antibodi ketika berinteraksi dengan daya tahan tubuh kita. Nah, karena virus yang sudah kecil masih harus dibagi lagi, maka dari itu diperlukanlah adjuvant ini.
Baca Juga Vaksin Jenis Baru Khusus Kamu yang Sudah Dewasa
Memang bagian beberapa orang adjuvant menimbulkan reaksi alergi. Ada yang menyebabkan ruam atau rasa tidak enak di sekitar daerah bekas disuntikkan vaksin. Namun, setelah melalui berbagai tahapan uji klinis, diketahui reaksi alergi yang ditimbulkan tidak membahayakan nyawa. Jadi, jangan lagi takut untuk divaksin ya!
Perlu pemeriksaan covid-19 tapi masih takut keluar rumah? Hubungi Kami sekarang juga ! Konsultasi dan cek kesehatan gratis hanya untuk Anda !