Ataksia : Penyebab dan Gejalanya
10 February 2022
Posted by : Admin
Sobat Salam, pernah mendengar penyakit ataksia? Ataksia adalah gerak tubuh yang disebabkan oleh masalah di otak. Ataksia juga dapat diartikan sebagai gangguan saraf yang memengaruhi koordinasi gerak tubuh, keseimbangan, serta kemampuan menulis, membaca, dan berbicara.
Penyebab Ataksia
Ataksia dapat menyebabkan anggota tubuh bergerak dengan sendirinya atau malah sulit digerakkan. Kondisi ini dapat terjadi akibat kerusakan pada bagian otak yang mengatur koordinasi otot. Penyebabnya bisa karena penyakit, kacanduan alkohol, faktor genetik, atau konsumsi obat tertentu.
Kondisi yang dapat menyebabkan ataksia antara lain :
- Trauma kepala
- Pukulan atau benturan
- Cerebral palsy
- Penyakit autoimun, seperti multiple sclerosis, sarkoidosis, penyakit celiac dan kondisi autoimun lainnya
- Infeksi, seperti cacar air, HIV dan penyakit lyme
- Sindrom paraneoplastik
- Kelainan pada otak
- Efek samping potensial dari obat-obatan tertentu
- Keracunan alkohol dan obat-obatan
- Kekurangan vitamin E, vitamin B-12 atau tiamin
- Masalah tiroid
- Infeksi Covid-19
Berdasarkan penyebabnya, ataksia bisa dikelompokkan menjadi ataksia yang didapat (acquired ataxia), ataksia genetik, dan ataksia idiopatik. Berikut ini penjelasannya dari ketiganya :
1. Ataksia Yang Didapat
Kelompok ataksia ini terjadi ketika sumsum tulang belakang dan saraf tepi mengalami gangguan akibat cedera atau penyakit lain. Kondisi ini dapat berkembang secara cepat dalam beberapa hari bahkan beberapa jam.
Beberapa penyebab ataksia jenis ini, antara lain :
- Infeksi bakteri di otak, misalnya meningitis atau ensefalitis
- Infeksi virus yang bisa menyebar hingga ke otak, seperti cacar air atau campak
- Gangguan tiroid, seperti hipotiroidisme dan hipoparatiroid
- Kondisi yang menganggu asupan darah ke otak, misalnya stroke atau pendarahan otak
- Cedera kepala berat akibat jatuh atau kecelakaan
- Tumor otak atau jenis kanker lainnya
- Cerebral palsy
- Penyakit autoimun, seperti multiple sclerosis, sarkoidosis, atau penyakit celiac
- Sindrom paraneoplastik, yaitu gangguan sistem kekebalan tubuh akibat kanker
- Hidrosefalus
- Kekurangan vitamin B1, B12, atau E
- Reaksi racun atau efek samping obat-obatan, seperti obat penenang atau obat kemoterapi
- Kecanduan alkohol atau penyalahgunaan NAPZA
- Infeksi virus Covid-19, terutama pada kasus infeksi yang parah
2. Ataksia Genetik
Ataksia yang diturunkan dari oang tua. Pada ataksia ini, terjadi kelainan pada gen tertentu yang membuat fungsi sel saraf di otak dan tulang belakang menjadi terganggu. Akibatnya, sel saraf pun mengalami kerusakan.
Jenis-jenis ataksia genetik antara lain :
- Ataksia spinoserebelar, yang biasanya menyerang orang dewasa usia 25 sampai 80 tahun
- Ataksia episodik, yang umumnya muncul pada masa remaja
- Ataksia Friedreich, yang biasanya diderita sebelum usia 25 tahun
- Ataksia telangiektasia, yaitu penyakit progresif yang baisanya terajdi pada anak-anak
- Ataksia serebelar bawaan, yaitu kondisi akibat kerusakan di otak kecil saat lahir
- Penyakit Wilson, yang umumnya muncul di usia remaja
3. Ataksia Idiopatik
Jenis ataksia ini tidak disebabkan oleh mutasi gen, cedera, atau penyakit. Namun, ada dugaan, ataksia idiopatik dipicu oleh kombinasi faktor genetik dan lingkungan. Jenis ataksia idiopatik yang paling sering terjadi adalah multiple system atrophy.
Gejala Ataksia
Gejala umum ataksia berupa gangguan saraf, antara lain :
- Koordinasi gerak yang buruk
- Langkah kaki yang tidak stabil atau seperti mau jatuh
- Tubuh terasa lelah
- Kesulitan melakukan aktivitas sederhana, seperti makan, menulis, atau memakai baju
- Perubahan cara bicara
- Kesulitan menelan
- Nistagmus, yaitu gerakan bola mata yang tidak normal
- Penglihatan kabur
- Penglihatan ganda
- Tremor pada otot
- Gangguan dalam berpikir atau mengendalikan emosi
- Gangguan jantung
Baca Juga :