shape

Kenali Bedanya Imunisasi dengan Vaksinasi

13 August 2021

Posted by : Admin

Facebook Share Whatsapp Share Twitter Share Telegram Share

Kenali Bedanya Imunisasi dengan Vaksinasi

Photo by freepik

Istilah imunisasi dan vaksinasi sering kali dipukul rata sama. Meskipun satu sama lain ada kaitannya dan pula memang berhubungan dengan kekebalan, tetapi sebenarnya maknanya berbeda. Pengertian vaksin secara universal adalah mikroorganisme pathogen yang dilemahkan kemudian diinjeksi atau dimasukkan ke dalam tubuh untuk memicu kekebalan terhadap penyakit yang ditimbulkan mikroorganisme pathogen tersebut. Mikroorganisme yang dimaksud bisa virus atau pun bakteri. Pengertian ini sebenarnya tidak keliru, tapi tidak benar juga. Yang diinjeksi tidak selalu mikroorganisme yang dilemahkan, tapi bisa saja bagian dari mikroorganisme itu sendiri. Di lain kesempatan akan dibahas lebih detail. Vaksinasi adalah ‘proses’ injeksi vaksin ke tubuh manusia. Prosedur vaksinasi bisa melalui suntikan, diteteskan ke mulut, atau pun semprot ke hidung.

Imun adalah daya tahan tubuh. Mudahnya, analogi imun ialah pasukan perang alami bila tubuh kita kedatangan makhluk tidak diinginkan. Makhluk-makhluk ini kalau tidak dibasmi akan menyebabkan sakit. Imun terbentuk dari leukosit atau sel darah putih. Turunan leukosit kita bagi saja menjadi limfosit dan non-limfosit (kalau dijelaskan satu per satu akan jadi kelas satu semester kuliah). Katakanlah non-limfosit merupakan tentara militer yang berperang di medan tempur, sementara limfosit adalah jenderal militer yang memerintah non-limfosit. Pengertian dari imunisasi adalah ‘proses’ terbentuknya imun dalam tubuh manusia.

Baca Juga Obat Bukan Satu-Satunya Cara Menyembuhkan

Apakah imunisasi terjadi hanya setelah kita vaksinasi? Jawabannya tidak selalu! Pada praktiknya, imunisasi seseorang diperoleh lewat dua teknik. Yang pertama, teknik alami. Tanpa memasukkan vaksin ke dalam tubuhnya, seseorang bisa sembuh dari penyakit secara alamiah. Biar begitu, proses penyembuhannya akan berlangsung lama dan telah dibuktikkan lewat riset kalau perkembangan penyakitnya lebih parah dibandingkan seseorang yang pernah divaksinasi. Perlu diketahui kalau vaksin tidak absolut membuat kita terhindar dari penyakit. Tujuan vaksinasi adalah memaksa tubuh menciptakan kekebalan sebelum seseorang terinfeksi. Kembali lagi soal imunisasi alami, penyebab seseorang lebih lama sembuh dari yang sudah divaksinasi adalah karena tubuh berjuang membentuk kekebalan bersamaan terjadinya infeksi real. Ibarat kalian disuruh ikut try-out ujian nasional (UN) yang pertama kalinya dan dengan kepala kosong harus menghafalkan semua kisi-kisi soalnya saat itu juga. Lalu seminggu kemudian, UN yang sesungguhnya datang menerpa. Pasti otak kalian yang belum siap kewalahan. Teknik imunisasi yang lainnya adalah teknik buatan. Vaksinasi adalah contoh konkret imunisasi buatan. Pemahaman tentang vaksinasi akan kita bahas lebih detail pada artikel yang lain.

Imunisasi alami berdasarkan cara memperolehnya dibagi menjadi dua; alami aktif dan pasif. Konotasi alami aktif adalah waktu sistem daya tahan tubuh terpapar secara alami dengan mikroorganisme pathogen. Contoh gamblangnya adalah cerita panjang di paragraf sebelumnya. Misalkan saja penyakit yang menjangkit kita adalah pilek. Flu dan pilek itu pada faedahnya berbeda lho. Mulai detik ini kalian harus tahu kalau flu adalah penyakit yang disebabkan oleh virus influenza, sedangkan pilek adalah penyakit yang disebabkan kombinasi mikroorganisme. Jadi, secara spesifik yang ada vaksinnya adalah flu, bukan pilek. Diilustrasikan seseorang baru pertama kali terjangkit pilek. Sistem di dalam tubuhnya ‘kaget’ dengan invasi rombongan mikroorganisme. Limfosit yang sedang santai lalu setibanya invasi seketika sibuk memerintahkan semua jenis non-limfosit untuk menyerang. Ketika non-limfosit berperang habis-habisan, limfosit di belakang non-limfosit buru-buru ‘mengeluarkan buku catatan’ untuk membuat ingatan siapa yang sedang mereka lawan itu.

Kalau imun alami pasif adalah imun yang diperoleh dari pemberian. Imun tipe ini tidak dibangkitkan dari hasil kerja daya tahan tubuh sendiri. Contohnya adalah imunitas bayi yang didapatkan selama di dalam perut ibunya melalui jalur plasenta. Sayangnya, proteksi dari imun pasif ini bersifat sementara dan cenderung lemah. Imunitas pasif hanya bertahan beberapa minggu setelah bayi dilahirkan. Di sisi lain, proteksi dari imun aktif bertahan jangka waktu lama, bahkan ada yang tetap selama orang tersebut hidup.

Sobat Salam juga bisa bertanya seputar kesehatan melalui layanan konsultasi kesehatan kami.

Sumber: cdc.gov || alodokter.com || sehatq.com || halodoc.com || health.detik.com

shape
shape