Nokturia : Pengertian, Gejala, Penyebab dan Pencegahan
01 October 2021
Posted by : Admin
Sobat Salam, apa kalian sering terbangun pada malam hari untuk buang air kecil? Mungkin ini merupakan gejala dari nokturia.
Pengertian Nokturia
Nuktoria adalah istilah medis untuk buang air kecil berlebih pada malam hari. Saat tidur, tubuh pengidap menghasilkan lebih sedikit urine yang lebih kental. Hal ini berarti orang-orang yang sehat tidak perlu bangun tengah malam untuk buang air kecil, dan dapat tidur selama 6-8 jam tanpa diganggu rasa ingin buang air kecil.
Gejala Nokturia
Gejalanya sering buang kecil pada malam hari dalam jumlah banyak. Pada kondisi normal, sobat seharusnya bisa tidur selama 6-8 jam tanpa gangguan karena produksi urine menurun selama tidur. Lama-kelamaan, kondisi ini dapat menyebabkan kurang tidur dan menurunkan kualitas tidur.
Begitu sudah mulai kurang tidur, sobat akan mengalami gejala :
- Mood turun dan cenderung depresi
- Sering menguap dan mengantuk
- Lebih cepat lelah
- Susah berkonsentrasi
- Kurang motivasi
- Mudah marah dan lupa
Baca Juga Inilah Efek Samping Akibat Berat Badan Turun Drastis
Penyebab Nokturia
Harrina Erlianti Rahardjo, Ketua Indonesian Society of Female and Functional Urology, mengatakan bahwa ada beberapa penyebab mengapa nokturia bisa dialami oleh seseorang.
Dalam presentasinya di pertemuan media virtual pada Jumat (18/12/2020) tahun lalu, Harrina mengungkapkan bahwa kelainan saluran kemih bagian bawah, gangguan ginjal, hormonal, tidur, jantung dan pembuluh darah, psikologis, dan diet dapat menajdi penyebanya.
“Biasanya memang kita curigai adanya (gangguan) prostat, kandung kemihnya over-aktif, jadi sedikit-sedikit mau kencing, termasuk malam hari. Bisa juga ada kelainan persarafan yang menyebabkan sisa kencingnya banyak sehingga harus bolak-balik ke kamar mandi termasuk malam,” kata Harrina.
Masalah lain yang dapat menyebabkan nokturia misalnya penyakit ginjal, hormon, diabetes, menopause, gangguan tidur seperti mengorok.
“Untuk penyakit jantung, yang memerlukan obat-obatan yang membuat kencing jadi banyak, juga bisa timbul keluhan nokturia,” kata Harrina yang juga Staf Medis Departemen Urologi FKUI-RSCM tersebut.
Kondisi medis lainnya yang dapat menyebabkan nokturia, antara lain :
- Infeksi atau pembesaran prostat
- Turunnya kandung kemih
- Sindrom kandung kemih yang overaktif
- Tumor pada kandung kemih, prostat atau area pelvis
- Diabetes
- Kegelisahan
- Infeksi ginjal
- Edema, atau pembengkakan pada kaki bawah
- Penyakit neurologis, seperti multiple sclerosis (MS), Parkinson’s disease, atau kompresi saraf tulang belakang.
Kehamilan : Nokturia dapat menjadi gejala awal dari kehamilan. Kondisi ini dapat muncul pada awal kehamilan, namun lebih umum terjadi kemudian, saat rahim menekan kandung kemih.
Sleep apnea : Nokturia dapat menjadi gejala dari obstructive sleep apnea. Hal ini dapat terjadi walau kandung kemih tidak penuh. Begitu sleep apnea terkendali, nokturia biasanya akan menghilang.
Efek samping obat : Beberapa pengobatan dapat menyebabkan nokturia, terutama sebagai efek samping dari diuretik (water pills), yang diberikan untuk mengatasi tekanan darah tinggi. Pengidap harus mencari perawatan medis darurat jika kehilangan kemampuan untuk buang air kecil, atau tidak dapat mengendalikan buang air kecil.
Akibat gaya hidup : Alkohol dan minuman berkafein merupakan diuretik, jika pengidap mengonsumsinya, tubuh akan menyebabkan lebih banyak urine.
Baca Juga Makanan yang Dapat mengurangi Efek Samping Vaksin Covid-19. Simak, Ya!
Pencegahan Nokturia
Pencegahan yang dapat dilakukan pada nokturia, antara lain :
- Kurangi jumlah cairan yang diminum sebelum tidur
- Hindari konsumsi minuman beralkohol dan berkafein
- Hindari makanan yang bersifat diuretik seperti coklat, pemanis buatan
- Latihan kegel untuk memperkuat otot pelvik dan meningkatkan kendali pada otot kemih.
Sumber : halodoc.com || hellosehat.com || m.liputan6.com