shape

Viral! Beredar Pesan Berantai Pendaftaran Vaksin Nusantara. Benarkah?

25 September 2021

Posted by : Admin

Facebook Share Whatsapp Share Twitter Share Telegram Share

Sobat Salam, Baru-baru ini ramai perbincangan tentang informasi dibukanya pendaftaran bagi masyarakat yang ingin mendapat vaksin Nusantara.

Vaksin tersebut merupakan vaksin yang dikembangkan dengan sel dendritik. Sel dendritik ini diklaim sebagai komponen sistem imun yang dikembangbiakkan di luar tubuh, kemudian dijadikan vaksin dengan pembentukan antibodi.

Diklaim efektif, vaksin Nusanara dapat digunakan segala kelompok usia mulai dari anak-anak, lansia, hingga orang dengan penyakit kormobid. Namun, belum ada hasil uji klinis yang disetujui Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) terkait klaim tersebut.

Kembali ke pembahasan tentang pesan viral, didalamnya masyarakat diminta untuk mengisi data diri agar mendapatkan dosis vaksin Nusantara.

Berikut pesan yang beredar :

“Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh.

“Yang minat gunakan Vaksin NUSANTARA silakan daftar ke prof Nidom, CA melalui nomor WA nya di : +62 811 372 683 dengan mengirimkan data diri sbb :

Nama lengkap : ……………..

Umur : ……………..

Jenis kelamin : ……………

Kota/provinsi domisili : ……….

Tlp : …………..

Untuk pemetaan nantinya layanan di kota/provinsi masing-masing. Tidak dipungut biaya alias GRATIS………”

Sumber : health.detik.com

 

Pada pesan berantai itu, vaksin Nusantara akan bisa dipesan secara pribadi. Benarkah informasi itu?

   1.   Hoax pendaftaran vaksinasi

Pada informasi pendaftaran vaksin Nusantara ini, disebutkan bahwa publik diimbau untuk mendaftar ke salah satu peneliti vaksin yaitu Prof Chairul A Nidom. Namun, Prof Nidom langsung membantahnya.

“Bukan berasal dari saya, saya tidak tahu siapa yang membuat kemudian dikaitkan dengan nama dan nomor handpone saya,” tegas dia saat dikonfirmasi detikcom, Kamis (16/9/2021).

Prof Nidom mengaku banyak orang yang menanyakan kapan bisa menerima vaksin Nusantara. Namun, ia masih akan menunggu izin dari pihak-pihak yang bersangkutan.

“Dari situ saya berinisiatif menampung bukan mendaftar, informasi dari mereka. Jika suatu saat ada izin atau restu pihak-pihak otoritas negara ini, tinggal pelaksanaan lapangan,” jelas dia.

“Sebagaimana diketahui vaknus sifatnya autologus, tapi tekniknya bisa dilakukan di mana saja,” tutur Prof Nidom.

Baca Juga Politisi – Diskriminasi Vaksin Covid-19, Jokowi Singgung Hal Tersebut di Sidang PBB

   2.   Bagaimana status vaksin Nusantara saat ini?

“Uji klinis dimasukkan dalam penelitian berbasis pelayanan. Sel dendritik yang bersifat autologus hanya dipergunakan untuk diri pasien sendiri sehingga tidak dapat dikomersialkan dan tidak diperlukan persetujuan premarket dari BPOM,” ujar Penny, dikutip dari CNNIndonesia.

   3.   Bisa digunakan untuk umum

“Masyarakat yang menginginkan vaksin Nusanara atas keinginan pribadi nantinya akan diberikan penjelasan terkait manfaat hingga efek sampingnya oleh pihak peneliti. Kemudian, jika pasien tersebut setuju, maka vaksin Nusantara baru dapat diberikan atas persetujuan pasien tersebut,” jelasnya.

   4.   Tidak bisa dikomersialkan

Sebelumnya, beredar rumor bahwa vaksin Nusantara telah dipesan oleh pemerintah Turki sebanyak 5 juta dosis. Namun, hal ini dibantah oleh pihak Kemenkes.

“Sel dendritik bersifat autologus, artinya dari materi yang digunakan dari diri kita sendiri dan untuk diri kita sendiri, sehingga tidak bisa digunakan untuk orang lain,” kata Dr Nadia dalam siaran pers Kementrian Kesehatan, Sabtu (28/8/2021) lalu.

“Jadi, produknya hanya bisa dipergunakan untuk diri pasien sendiri,” lanjutnya.

Baca Juga Ada Kandungan Aluminium dalam Vaksin Covid-19? Apa Efeknya ke Tubuh Kita?

Jadi, sobat semuanya, pen tersebut hoax, ya. Penggagas serta pihak yang terkait belum membuka pendaftaran program penerima Vaksin Nusantara.

Sebagai informasi, vaksin ini diklaim dapat memutasi varian Covid yang semula ganas menjadi lemah. Oleh karenanya itu bisa mempercepat proses pengendalian virus tersebut. Selain itu, karena vaksin ini dikembangkan dengan teknologi sel dendritik, juga diklaim menjadi solusi atas varian baru Corona.

Sumber : health.detik.com || galamedianews.com || suarasumsel.id

shape
shape