shape

Di Balik Rupa-Rupa Isu Vaksin AstraZeneca

01 September 2021

Posted by : Admin

Facebook Share Whatsapp Share Twitter Share Telegram Share

Di Balik Rupa-Rupa Isu Vaksin AstraZeneca

Sumber : dunia.tempo.co

Bukan barang lama lagi beraneka ragam isu vaksinasi Covid-19 AstraZeneca beredar di masyarakat. Sayangnya, isu yang tersebar tersebut cenderung mendorong orang untuk enggan divaksinasi. Ada apa dengan vaksin AstraZeneca sebenarnya? Mengapa penduduk kita banyak sekali yang takut bila harus divaksinasi dengan vaksin ini?

Baca Juga 4 Berita Covid-19 yang Dikira Mitos tapi Ternyata Fakta

Mari kita kenal lebih dekat dahulu. Vaksin AstraZeneca adalah vaksin vektor adenovirus yang diinisiasi oleh Universitas Oxford sebagai bentuk respon pengendalian wabah Covid-19. Vaksin AstraZeneca diautorisasi penggunaannya oleh WHO sebagai vaksin massal darurat pandemi pada tanggal 16 April 2021. Menurut hasil update WHO tanggal 31 Juli 2021, efikasi vaksin AstraZeneca setelah usai uji klinis 3 ialah sebesar 72% mencegah infeksi Covid-19. Yang dimaksud dengan efikasi adalah kemanjuran suatu vaksin mencegah penyakit. Efikasi dapat dinilai dari induksi respon imun sesaat setelah vaksin masuk ke tubuh. Rekomendasi dosis yang diberikan dari manufaktur yakni 2 dosis, diberikan interval pemberian 4-12 minggu. Kalau di Indonesia sendiri, diambil interval yang paling lama ya, jadi jeda 12 minggu setelah dosis pertama. Lalu untuk efektivitas AstraZeneca terhadap varian baru, yakni 71% terhadap varian Delta setelah dosis pertama, dan meningkat menjadi 92% setelah pemberian dosis kedua. Untuk varian Alfa yang muncul jauh lebih dulu dari varian Delta juga dievalusi. Seseorang yang telah menerima dosis pertama AstraZeneca efektif mengurangi peluang untuk dirawat di rumah sakit hingga 76%, dan meningkat hingga 86% setelah dosis kedua. Yang harus diperhatikan adalah dosis ini dirancang untuk kelompok usia di atas 18 tahun. Hal itu disebabkan karena memang dosisnya didesain untuk orang dewasa dan lagipula partisipan uji klinisnya di U.K, Brazil, dan Afrika Selatan pada gelombang satu berusia di atas 18-55 tahun dan pada gelombang kedua adalah orang-orang berusia 65 tahun ke atas. Tidak ada anak-anak ya.

Baca Juga Benarkah Vaksin Covid-19 Hanya untuk Kalangan 18 Tahun ke Atas?

Kenapa sih harus dua dosis? Seperti kalian lihat datanya di atas, kalau setelah dosis kedua risiko terpapar atau peluang tidak dirawat di rumah sakit (yang artinya gejala penyakitnya tidak parah, makanya bisa isolasi mandiri di rumah) semakin rendah. Yang terjadi adalah, pada saat dosis kedua vaksin AstraZeneca masuk ke tubuh, booster imun terjadi. Vaksin ini menaikan titer antibodi, sehingga tubuh kamu jadi lebih kuat lagi melawan infeksi SARS-CoV-2.

Baca Juga Vaksin Penyelamatmu dari Badai Penyakit

Nah, pertanyaan terakhir ini yang paling ramai ditanyakan. Mengapa kita menjadi ‘sakit’ seketika setelah divaksin AstraZeneca? Vaksin AstraZeneca adalah vaksin vektor adenovirus. Singkatnya, potongan gen yang menyandi protein duri (spike) SARS-CoV-2 dimasukkan ke dalam sebuah virus hidup. Vektor virus ini adalah adenovirus yang telah dijinakkan. Adenovirus ini telah digunakan juga sebagai vektor untuk vaksin Ebola. Jadi, telah teruji keamanannya. Lalu, apa penyebab sakit tersebut? Telah dilaporkan bahwa beberapa peserta vaksinasi AstraZeneca mengalami pusing, kelelahan, atau nyeri tubuh. Ini adalah efek jangka pendek normal vaksinasi bagi sebagian orang. Bukan hanya vaksin AstraZeneca, vaksin lain pun berpeluang memberikan efek tidak diinginkan tersebut ke beberapa orang. Sebabnya adalah perbedaan respon daya tahan tubuh setiap orang terhadap antigen tidak bisa dikendalikan. Untuk meminimalisirnya, uji klinis dilakukan, sehingga manufaktur dapat mengevaluasi efek tidak diinginkan tersebut. Upaya lainnya adalah konseling ke dokter jaga vaksinasi. Komorbit atau penyakit penyerta (seperti diabetes, hipertensi, HIV, dll) bisa menjadi salah satu risiko memancing efek tak diinginkan. Tapi perlu kalian tahu, kalau nyawa orang-orang dengan komorbit akan jauh lebih dipertaruhkan bila sungguhan terjangkit Covid-19. Maka dari itu, sebelum divaksinasi pastikan kalian jujur mengatakan jejak medis kalian agar tidak terlewat dari pantauan ahli medisnya ya. Kemudian untuk ibu hamil dan menyusui datanya masih terbatas. Jadi tetap konsultasikan ke dokter mengenai boleh tidaknya.

Ayo jangan takut divaksin ya Sobat Salam! Kalau perlu pemeriksaan covid-19 tapi ingin di rumah aja, ya Salam HomeCare Solusinya! Konsultasikan dengan Kami sekarang juga yuk! Konsultasi dan cek kesehatan gratis loh !

Sumber : who.int || health.detik.com

shape
shape