shape

Sekolah Masuk Klaster Covid-19? Bener atau Engga?

12 October 2021

Posted by : Admin

Facebook Share Whatsapp Share Twitter Share Telegram Share

Sekolah Masuk Klaster Covid-19? Bener atau Engga?

Source from nasional.kompas.com

Sobat Salam, kalian pasti udah tau kalo PTM terbatas di sekolah-sekolah mulai dilakuin. Para orangtua pasti senang sama keputusan ini, karena sang anak bisa belajar lebih efektif dengan adanya pantauan dari guru dan kalo ga ngerti langsung bisa nanya saat itu juga. Di rumah kadang orangtua sibuk sama kerjaan masing-masing. Trus buat para murid juga jadi ketemu langsung sama temen-temen, kan.

Sebenernya berlaku PTM sejak akhir Agustus, tuh, masih ada kekhawatiran masalah covid. Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito ngingetin pihak sekolah buat hati-hati dan ngutamain penerapan protokol kesehatan pencegahan virus corona dalam pembelajaran tatap muka.

Baca Juga Inilah Cara Download Sertifikat Vaksin Covid-19 di PeduliLindungi dan Solusi jika Tidak Muncul

Pernah denger klaster baru Covid-19? Apalagi, sih? Ini katanya akibat dari PTM itu.

Diingetin lagi buat merhatiin proses skrining kesehatan, pengaturan kapasitas ruangan, dan jarak antar orang dalam pembelajaran tatap muka. Trus pihak sekolah diminta merhatiin peluang penularan virus di rumah dan perjalanan.

Data Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) per 23 September 2021 nunjukkin dari 47.003 sekolah disurvei, sebanyak 2,77 persen sekolah tercatat nimbulin klaster Covid-19.

Hal yang beredar di masyarakat menyatakan kalo penularan Covid-19 terjadi di sekolah. Data itu didapetin dari laporan 46.500 satuan pendidikan yang ngisi survey dari Kemendikbudristek per 20 September 2021. Nah, kalo hasil survey dari Kemendikbudristek per 20 September 2021 tercatat 7.307 tenaga pendidik dan 15.429 siswa positif Covid-19.

Ada penjelasan kalo tentang 15 ribu siswa dan 7.000 guru positif berasal dari laporan yang disampein sama 46.500 satuan pendidik yang belum diverifikasi, karena masih ditemuin kesalahan.

Source from cnnindonesia.com

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menepis kabar kalo sekolah yang ngelakuin pembelajaran tatap muka jadi klaster Covid-19. Data yang diperolehnya nunjukkin kasus Covid-19 di sekolah lebih sedikit.

Ia bilang, dari satu sekolah, 80-90 subyek dites Covid-19 dan hasilnya ada yang positif dan negatif.

Baca Juga Makanan yang Dapat mengurangi Efek Samping Vaksin Covid-19. Simak, Ya!

“Contoh kalo di SDN Rawasari itu 30 orang di swab, positif Covid-19 cuman satu orang, itu pasti bukan klaster, misalnya di bawah itu di Duren Sawit SMP PGRI dari 266 orang dites, 21 positif itu kemungkinan besar klaster,” kata Budi.

Ya, kan, PTM di sekolah ga bisa selamanya ditunda karena pandemi, soalnya bakal nimbulin kerugian jangka panjang, tambahnya lagi.

Kita balik ke data yang awal, tentang isu 2,77 / 2,8 persen sekolah jadi klaster Covid-19. Kalo menurut dia, data itu merupakan akumulasi selama pandemi.

Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Kemendikbud Ristek, Jumeri bilang kalo ada empat mispersepsi di masyarakat tentang hal ini.

“Jadi itu 2,8 persen adalah bukan data klaster pendidikan. Tetapi itu adalah data yang menunjukkan satuan pendidikan yang melaporkan aplikasi kita, lewat laman kita, bahwa sekolahnya ada warga yang tertular Covid-19,” kata Jumeri dalam acara Bincang Pendidikan Virtual, Jumat (24/9/2021).

Baca Juga Vaksin Pfizer Dapat Digunakan Pada Anak-Anak

Sob, gimana ini? Ya, intinya PTM emang harus dimulai. Itu aja.

Sumber : kompas.com / m.antaranews.com / nasional.kompas.com

shape
shape